DENPASAR - Amokrane Sabet seorang warga negara asing asal prancis yang nekat menusuk polisi akhirnya ditembak mati oleh pihak kepolisian setempat.
Amok ditembak mati setelah nekad melakukan perlawanan kepada anggota Kepolisian Polsek Kuta Utara dan Brimob Polda Bali karena hendak ditangkap, Senin (2/5/2016).
Namun nahas, salah satu anggota kepolisian Polsek Kuta Utara meregang nyawa ketika melakukan penjemputan paksa Amokrane Sabet.
"Seorang anggota kami meninggal saat WN Prancis itu menusukkan pisaunya. Kami pun menembak mati setelah tembak peringatan tidak dihiraukan," kata Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto.
Disaksikan banyak warga di perbatasan garis polisi yang masih membentang di lokasi kejadian penembakan Amok di Jalan Pantai Berawa, Badung, Senin (2/5/2016)
Menurut Sugeng, pihaknya melakukan penjemputan paksa karena aduan dari masyarakat sekitar, bule itu kerap melakukan onar didaerah tersebut.
"Pada saat upaya penjemputan itulah pelaku membawa senjata tajam berupa pisau dan melakukan perlawanan terhadap pihak kepolisian," tukasnya.
Resource : Tribun.Jogja & Bintang
Mari kita ambil hikmah dari peristiwa tersebut : Mantan petarung di Mixed Martial arts (MMA) Amokrane Sabet Asal Prancis ini dikabarkan telah membuat onar di bali, salah satunya makan di beberapa tempat tapi tak bayar dan akhirnya dilaporkan pada pihak berwajib dan hendak ditangkap, kemudian amokrane malah membunuh polisi yang hendak menangkapnya, setelah itu ia dibunuh dengan beberapa tembakan dari pihak kepolisian. "Alloh SWT maha melihat dan maha mendengar karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya amokrane fikirkan dan apa yang sebenarnya terjadi pada mantan pegulat ini hingga seperti itu. Jika kita lihat dari beberapa postingan facebook amokrane di https://www.facebook.com/amokrane.sabet anda mungkin bisa menilai dengan penilaian anda sendiri, namun berbeda dengan penilaian Alloh SWT, karena yang mampu menilai seseorang siapa pun itu hanya Allah SWT lah yang terbaik dalam hal penilaian. Kita sebagai umat muslim tidak seharusnya menghujat dan menganggap orang lain itu lebih buruk dari pada kita, karena disaat kita menganggap orang lain itu buruk disitulah keburukan kita sebenarnya. Tapi kita sebagai umat muslim juga tidak boleh mendo'a kan agar diampuni dosanya ketika orang itu sudah mati, akan tetapi jika kita mendo'akan supaya dapat hidayah ketika masih hidup itu boleh-boleh saja.
Dan dalil paling tegas dalam masalah ini adalah firman Allah ta’ala:
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman, memintakan ampun (kepada Allah) untuk orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni (neraka) Jahim. (at-Taubah: 113)Oleh karena itu marilah kita bersama-sama berusaha melakukan kebaikan karena Alloh SWT, baik itu dalam tutur kata dan perbuatan baik secara dohir maupun batin, ingat kita semua pasti akan menemui detik terakhir." Jangan lupa juga, tetap tiada daya dan upaya melainkan pertolongan dari Alloh SWT.
Salam Bangilpost