Inilah Akhir Dari Penipuan Ganda Uang Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi Probolinggo Saat Ditangkap Polisi

iklan


WartaBangil - 22/09/2016 Penggandaan uang berkedok santunan anak yatim yang dilakukan oleh padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi Probolinggo, pada kamis pagi 22/09/216 akhirnya digrebek satuan Reskrim Polda Jatim dengan mengerahkan 2 satuan setingkat kompi bersenjata api lengkap.


Penggrebekan tersebut disambut antusias oleh para warga terutama para korban penipuan yang dilakukan oleh Taat Pribadi selaku pimpinan padepokan asal Desa Wangkal Kec. gading Kab. Probolinggo.

Penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini sangatlah rapi, dalam menipu korbannya Taat Pribadi melakukan aksi sulap yang kemudian direkam dan disebarkan melalui jejaring sosial dan masyarakat sekitar. Dengan demikian ia mengaku bahwa mendapat anugerah dari yang Maha Kuasa dengan kelebihannya yang dapat menggandakan uang secara gaib.



Peserta yang hendak mendaftarkan diri, harus membayar mahar untuk menyantuni anak yatim yang dikelola oleh padepokan. Uang mahar tersebut dibayar setiap bulan dan apabila Taat Pribadi (Dimas Kanjeng) membutuhkan uang untuk sebuah acara padepokan, peserta juga wajib memberikan maharnya.

Kerugian yang dialami korban penipuan ini sangat beragam, ada yang sampai tertipu mulai dari ribuan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan ada yang sampai meninggal dunia karena hartanya sudah habis dan tak kunjung kembali.


Modus yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini ternyata sudah hampir 7 Tahun, korban penipuannya pun sudah ratusan orang. Akan tetapi Dimas Kanjeng Taat Pribadi selalu lolos dari jeratan polisi karena minimnya bukti.

Namun Polda Jatim tak kehabisan akal, Polda Jatim akhirnya melakukan penangkapan pada satu persatu koordinator Taat Pribadi disetiap kota di Jawa Timur.

Sungguh ironis sejak akhir Ramadhan para korban penipuan oleh dimas kanjeng yang dijanjikan uang maharnya, mengungsi disekitar padepokan dengan mendirikan tenda. Mereka enggan kembali kerumah karena harta dan uang mereka ludes hanya untuk membayar mahar.



Setiap mereka hendak menagih uang mahar, Dimas Kanjeng selalu berdalih bahwa mereka yang menagih berarti belum ikhlas, jadi belum bisa cair.

Menurut salah satu sumber dari kepolisian, Dimas Kanjeng dicurigai menggunakan Narkoba untuk mencekoki pengikutnya, sehingga mereka (korban) menjadi penurut dan tunduk pada Penipu berkedok Kiai ini.