Salam wartabangil, kali ini WB akan berbagi dengan anda semua tentang ungkapan "Berbukalah Dengan Yang Manis". Entah sejak kapan ungkapan tersebut menjadi populer di negeri tercinta ini, bahkan public figur seperti halnya artis yang tidak begitu tau tentang hadist-hadist shahih Rosululloh SAW juga ikut menyebarkan ungkapan tersebut.
Taukah anda bahwa tidak ada hadist yang berbunyi "Berbukalah Dengan Yang Manis" semisal atau mendekati makna tersebut, baik dalam kitab, hadist maupun kitab fiqih. Karena dalam aturan berbuka puasa ada tuntunannya sendiri.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
"Biasanya Rosululloh SAW berbuka puasa dengan ruthab sebelum sholat Maghrib. Namun jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka Rosululloh SAW berbuka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr (kurma matang) maka Rosululloh SAW meneguk beberapa teguk air" (HR. Abu Daud 2356, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)
Merujuk pada hadist diatas bahwa kita sebenarnya dianjurkan untuk berbuka puasa dengan yang manis-manis bukan berarti segala jenis makanan yang manis seperti manisan atau minuman manis yang kita buat sendiri atau makanan cepat saji. Karena yang dimaksud diatas adalah manis dari buah-buahan yang belum tersentuh api atau belum diolah oleh manusia, seperti halnya buah kurma dan buah lainnya yang segar (fresh) serta tidak mengandung pemanis buatan.
Jika anda berbuka puasa dengan minuman atau makanan manis buatan (sudah tersentuh api/sudah diolah) maka yang akan terjadi adalah indeks glikemik yang anda makan akan sangat tinggi sehingga proses pengolahan gula dalam tubuh akan semakin cepat dan apabila proses tersebut semakin cepat maka insulin dalam tubuh akan merubahnya menjadi lemak.
Apa itu Indeks Gikemik?? Indeks Gikemik adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau secara sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah.
Sedangkan Insulin adalah hormon alami yang diproduksi oleh pankreas. Ketika kita makan, pankreas melepaskan hormon insulin yang memungkinkan tubuh mengubah glukosa menjadi energi dan disebarkan di seluruh tubuh. Hormon yang satu ini juga membantu tubuh menyimpan energi tersebut.
Dalam kitab Hasyiah Al Qalyubi Wa ‘Umairah (2/78) juga disebutkan :
قَوْلُهُ: (عَلَى تَمْرٍ) وَالْأَفْضَلُ كَوْنُهُ وَتْرًا وَكَوْنُهُ بِثَلَاثٍ فَأَكْثَرَ وَيُقَدِّمُ عَلَيْهِ الرُّطَبَ وَالْبُسْرَ وَالْعَجْوَةَ وَبَعْدَهُ مَاءُ زَمْزَمَ، ثُمَّ غَيْرُهُ، ثُمَّ الْحَلْوَاءُ بِالْمَدِّ خِلَافًا لِلرُّويَانِيِّ. وَيُقَدِّمُ اللَّبَنَ عَلَى الْعَسَلِ لِأَنَّهُ أَفْضَلُ مِنْهُ
“perkataan As Suyuthi: ‘dengan kurma’, menunjukkan bahwa yang lebih afdhal adalah berbuka puasa dengan tamr yang jumlahnya ganjil, tiga atau lebih, namun yang lebih utama darinya adalah ruthab dan busr serta ajwah. Untuk tingkatan setelah tamr adalah air zam-zam, baru yang lainnya, kemudian makanan manis sebagai tambahan. Dan juga susu diutamakan dari pada madu karena susu lebih utama dari madu”.
Pada intinya adalah tidak ada hadist "berbukalah dengan yang manis". Jika anda ingin hidup sehat ketika berpuasa, berbukalah dengan kurma, air zam-zam atau air putih atau buah yang tidak mengandung pemanis buatan (fresh fruit), jika tidak ada kurma atau buah segar maka minumlah beberapa teguk air atau air putih. Sedangkan untuk makanan manis lainnya adalah sebagai makanan tambahan saja.
Semoga Bermanfaat Salam WartaBangil ^_^